Program KB dan Kesehatan Reproduksi menjadi Upaya Menekan Angka Bayi Lahir Stunting

Minut – Program Keluarga Berencana (KB) dan kesehatan reproduksi memberikan kontribusi dalam pencegahan dan penanganan kasus stunting melalui peningkatan kualitas hidup dan kualitas reproduksi pasangan usia subur.

Ini dikatakan Kepala Bidang KB dan Kes.Pro Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Minahasa Utara, dr. MEYVI JOHANA TUEGEH , M.Kes., pada Jumat, 06 Desember 2024.

Lanjut dikatakannya, “Program Keluarga Berencana dan kesehatan reproduksi menjadi upaya dalam menekan angka bayi lahir dengan stunting.

Anak yang dinyatakan sehat dalam proses tumbuh kembang pada awal kehidupannya, adalah anak yang tidak mengalami stunting. Pada ranah inilah, peran tenaga kesehatan menjadi lebih luas, karena ia adalah figur fasilitator bagi keluarga untuk melakukan pencegahan dan penanganan stunting sejak dini”, jelas Meyvi Johana Tuegeh.

“Bagaimana pasangan usia subur ditingkatkan untuk penggunaan kontrasepsi sehingga terhindar dari 4 Terlalu dalam kehamilan dan persalinan.

Empat terlalu yaitu, Terlalu Tua, Terlalu Muda, Terlalu Sering dan Terlalu Banyak.
Dengan menghindari empat terlalu ini, maka ibu-ibu akan hamil dengan sehat, tentunya bisa menghasilkan anak-anak sehat dan berkualitas.

Program Keluarga Berencana dan kesehatan reproduksi dapat berkontribusi dalam pencegahan dan penanganan kasus stunting karena keluarga merupakan agen pertama dalam pencegahan stunting.

Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh keluarga untuk mencegah stunting, antara lain adalah menjaga pola makan bergizi, mendukung pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, memantau tumbuh kembang anak, menjaga kebersihan dan akses air bersih di rumah dan tidak merokok.

Kesehatan reproduksi memiliki hubungan dengan literasi stunting. Apabila nilai kesehatan reproduksi meningkat, maka literasi stunting juga akan meningkat.
Remaja putri dan calon ibu perlu didorong untuk mengonsumsi tablet tambah darah secara teratur dan memperhatikan gizi serta kesehatan reproduksi.

Selain itu, upaya pencegahan stunting juga dapat dilakukan dengan meningkatkan gizi ibu hamil, memberikan makanan pendamping ASI yang bergizi dan bervariasi, meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan, melakukan penyuluhan dan melakukan pemberdayaan masyarakat”, jelas Kepala Bidang KB dan Kes.Pro Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Minahasa Utara, dr. MEYVI JOHANA TUEGEH , M.Kes.

(enol)